Seni Budaya Berbasis Kearifan Lokal


Bangun Karakter Siswa dengan Mapel Seni Budaya Berbasis Kearifan Lokal, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UU Sikdiknas Pasal 1 Ayat 1).


Di samping itu, fungsi pendidikan nasional yaitu mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, serta bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman,  bertaqwa kepada Tuhan YME,  berakhlak mulia,  sehat, berilmu,  cakap,  kreatif,  mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (UU Sindiknas pasal 3)


Secara singkat, maka pendidikan dapat disimpulkan bahwa pendidikan merupakan suatu usaha pendidik untuk menyalurkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai yang berlaku di masyarakat kepada peserta didik. Pendidikan seni tari adalah salah satu materi yang termuat dalam mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan. Sebagai seorang calon pendidik, maka diperlukan pengetahuan tentang seni drama untuk siswa . 

Keterampilan seorang guru dalam memahami karakteristik siswa sangat diperlukan dalam menyampaikan materi ini. Dalam pendidikan seni tari di sekolah umum pada dasarnya adalah untuk memfasilitasi berbagai potensi yang dimiliki oleh siswa bukan untuk menjadikan siswa sebagai ahli seni tari sesuai dengan prinsip khusus yaitu prinsip yang berkenaan tentang tujuan pendidikan. 


Guru harus memilih tarian-tarian yang sesuai dengan tingkatannya dan mempunyai nilai atau pesan yang baik kepada siswa yang akan diajarkan selain itu memilih tarian yang mempunyai nilai pendidikan, agar siswa mampu menyerap pelajaran seni tari dengan baik dan mampu menerapkan pesan yang terkandung dalam tarian-tarian tersebut hal ini sesuai dengan prinsip khusus yang berkenaan dengan pemilihan isi pendidikan. Dalam proses pembelajaran seni tari guru dituntut untuk membaca kondisi siswa yang beragam agar guru mengetahui apakah siswa suka dengan pendidikan seni tari atau tidak, jika tidak semua siswa menyukai seni tari maka guru bisa mengkolaborasikan berbagai seni tapi tujuannya tetap kepada seni tari hal ini sesuai dengan prinsip khusus yang berkenaan dengan pemilihan proses belajar mengajar. 

Guru seni tari juga dalam pembelajarannya sebaiknya menggunakan alat-alat yang canggih dan media yang mudah dimengerti oleh siswa, agar siswa tidak jenuh dan lebih menyukai seni tari hal ini sesuai dengan prinsip khusus yang berkenaan dengan pemilihan media dan alat pengajaran. Guru seni tari pun dituntut untuk memberikan nilai kepada siswa dari proses yang telah dilakukan hal ini seesuai dengan prinsip khusus yang berkenaan dengan pemilihan kegiatan penilaian. Berangkat dari uraian di atas, permaslahan yang berkaitan dengan pembelajaran seni budaya khususnya dalam pembelajaran seni tari yang berbasis kearifan lokal dalam membangun karakter siswa di Sekolah perlu dirumuskan dalam bentuk pertangaan sebagai berikut : 

Bagaimana penerapan seni tari berbasis muatan lokal dalam membangun karakter siswa di sekolah dasar?.

Para pendidik di sekolah berperan dalam mengembangkan nilai kepada peserta didik. Pada saat inilah nak-anak memasuk dunia nilai yang ditandai dengan dapat mmbedakan antara baik dan buruk. 

Pengembangan penaman nilai kepada anak-anak dengan cara yang bersifat vebal atau tidak hanya bicara, tetapi juga memberi contoh perbuatan yang baik bagi mereka. Pengembangan penanaman nilai seperti yang diungkapkan Sinolongan (1997) bahwa pengembangan penanaman nilai dalam pendidikan tidak hanya mengajarkan nilai dengan segala hapalan, melainkan mengembangkan ketaatan serta keterampilan dalam peilaku bermoral. Di dalam Seni tari terdapat symbol simbol kehidupan yang memiliki makna mendalam dan nilai tentang hakikat hidup. 

Tari sebagai simbol adalah sesuatu yang diciptakan manusia dan secara konvensional digunakan bersama, teratur, benar-benar dipelajari, sehingga memberikan pengertian hakikat manusi, yaitu kerangka yang penuh arti untuk mengorientasikan dirinya kepada yang lain, kepada lingkungannya, dan pada dirinya sendiri, sekaligus sebagai produk dan ketergantungan dalam interaksi sosial. Tari sebagai simbol dapat juga Seni tari sebagai sistem penandaan. Artinya, tari tidak terlepas dari beberapa aspek yang dapat dilihat secara terperinci, antara lain: 

  1. geraknya, 
  2. iringannya, 
  3. tempat, 
  4. pola lantai, 
  5. waktu, 
  6. rias busana, 
  7. properti. 

Sistem penandaan semiotik ini menurut Sumandiyo (2005:22-24) “di dalamnya mengandung makna harfiah, bersifat primer, dan langsung ditunjukkan menurut kesepakatan atau konvensi yang dibentuk secara bersama oleh masyarakat atau budaya dimana simbol atau tanda itu berlaku”.

Pembelajaran berbasis kearifan lokal merupakan pembelajaran yang menempatkan siswa sebagai pusat pembelajaran student centered daripada teacher centered. 

Hal ini sejalan dengan pernyataan Suparno (dalam Darlia 2010: 2) bahwa belajar bukan sekedar kegiatan pasif menerima materi dari guru, melainkan proses aktif menggali pengalaman lama, mencari dan menemukan pengalaman baru serta mengasimilasi dan menghubungkan antara keduanya sehingga membentuk makna. 

Makna tercipta dari apa yang siswa lihat, dengar, rasakan, dan alami. Untuk guru, mengajar adalah kegiatan memfasilitasi siswa dalam mengkonstruksi sendiri pengetahuannya lewat keterlibatannya. Kearifan lokal yang terkadung dalam seni tari memiliki fungsi pondamental, yaitu membentuk mental sosial dari komunitasnya. 

Oleh karenanya, nilai-nilai yang terkandung selalu digali dan atau diyakini memberikan sumbangan pada generasi muda. Hal ini yang memberikan dorongan kuat bagi para pengembang seni tari untuk meyakinkan, bahwa nilai-nilai kearifan lokal yang telah membentuk sebuah komunitas pada masa lalu. Pembelajaran berbasis kearifan lokal dipadu dengan pembelajaran seni tari sangatlah cocok. 

Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan senibudaya yaitu agar siswa mampu mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan,serta kepekaan rasa estetis yang terjadi dikehidupan siswa, sesuai dengan kemampuan belajarnya. 

Pembelajaran berbasis kearifan lokal untuk menanamkan pendidikan karakter dapat dilakukan dengan tiga cara mengintegrasi ke mata pelajaran, melalui mata pelajaran muatan lokal dan melalui pengembangan diri. 

1). Mengintegrasikan ke Mata Pelajaran Seni Tari. 

2). Mengintegrasikan ke dalam Mata Pelajaran Muatan Lokal. 

3). Melalui Kegiatan Pengembangan Diri.

Pendidikan seni tari yang berbasis kepada kearifan lokal dapat dijadikan alternatif pembelajaran di sekolah dalam membangun karakter bangsa, antara lain ialah: Melahirkan generasi - generasi yang kompeten dan bermartabat; 

  • Merefleksikan nilai- nilai budaya; 
  • Berperan serta dalam membangun karakter bangsa; 
  • Ikut berkonstribusi demi terciptanya identitas bangsa; 
  • Ikut andil dalam melestarikan budaya bangsa.

Pembelajaran berbasis kearifan lokal dipadu dengan pembelajaran seni tari sangatlah sesuai. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan yaitu agar siswa mampu mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan untuk menyelesaikan masalah sosial yang terjadi dikehidupan siswa, sesuai dengan kemampuan belajarnya. Pembelajaran berbasis kearifan lokal untuk menanamkan pendidikan karakter dapat dilakukan.

Penulis : Agustina Umi Habibah

View : 0

Posting Komentar

Tinggalkan komentar buat kami